Oleh: Rifki Irawan
Tanpa
disadari, di era globalisasi seperti sekarang ini, budaya jahiliyah telah
merasuk kembali kedalam hati generasi muda bangsa. Mulai dari pergaulan bebas,
pornografi, minum-minuman keras hingga narkoba menjadi hal yang lumrah di
kalangan para calon penerus negeri ini. Tidak ketinggalan, perayaan-perayaan seperti
hari valentin dan April Mop milik orang-orang kafir juga ikut-ikutan di
rayakan.
Para
generasi muda tidak menyadari bahwa mereka sedang dijajah oleh bangsa barat.
Belum hilang ingatan kita tentang penjajahan yang dilakukan para kolonial
belanda satu abad yang lalu, mereka menggunakan cara-cara kekerasan dan
perbudakan yang nyata untuk menguasai dan menghancurkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Namun kini zaman telah berubah. Bangsa barat telah
menemukan formula khusus untuk menghancurkan dan memusnahkan sendi-sendi
keyakinan islam dalam hati seorang muslim dengan dikembangkannya teknologi dan
inovasi.
Percaya
atau tidak, virus teknologi dan inovasi yang mewabah di Indonesia berperan
besar dalam penyebaran budaya-budaya barat. Film, musik, dan fashion dari
bangsa barat telah menjadi tuhan yang terus dipuja dan diagung-agungkan oleh
generasi muda saat ini. Bayangkan saja, jika ada film Hollywood baru produksi
Amerika tayang perdana di bioskop Indonesia. antusiasme kaum muda dalam
menyambut film tersebut begitu besar. Generasi muda rela mengantre demi
menyaksikan film yang dikemas dengan
teknologi dan inovasi kelas wahid produksi barat. Padahal dalam film tersebut, mereka
selalu menyisipkan ideologi-ideologi kafirnya untuk ditanamkan pada
fikiran-fikiran calon penerus bangsa ini. Adegan-adegan zina,pergaulan bebas
yang terdapat dalam film yang seharusnya dijauhi malah dianggap romantis, mabuk-mabukan
dan “sakau” yang mestinya haram dianggap jadi sesuatu yang bergengsi . hal ini
merupakan suatu keberhasilan bagi bangsa barat dalam memperoleh suatu misi
menghancurkan islam di negeri ini dan merupakan lampu kuning bagi ulama-ulama
dan para kyai untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan islam. Didalam sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata dari Nabi saw,”Sesungguhnya
Allah telah menetapkan terhadap anak-anak Adam bagian dari zina yang bisa jadi
ia mengalaminya dan hal itu tidaklah mustahil. Zina mata adalah penglihatan,
zina lisan adalah perkataan dimana diri ini menginginkan dan menyukai serta
kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (HR. Bukhori)
Selain melalui film, bangsa
barat dengan istiqomah juga melancarkan serangan terhadap keimanan muslim
melalui musik. Dengan teknologi dan inovasi dalam bermusiknya juga lah,
generasi muda terlena dan sedikit demi sedikit melupakan ibadah yang mestinya
dilakukan. Bangsa barat membius kaum muslimin sebuah paradigma bahwa bernyanyi lebih menarik dan mengasyikkan ketimbang
membaca Al Qur’an. Padahal dalam Al Qur’an Allah telah berfirman dalam surat
Lukman ayat 31 yang berbunyi:
z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ÎtIô±t uqôgs9 Ï]Ïysø9$# ¨@ÅÒãÏ9 `tã È@Î6y «!$# ÎötóÎ/ 5Où=Ïæ $ydxÏGtur #·râèd 4 y7Í´¯»s9'ré& öNçlm; Ò>#xtã ×ûüÎgB ÇÏÈ
6. Dan di antara manusia (ada) orang yang
mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.
mereka itu akan memproleh azab yang menghinakan.
Dalam
karya musiknya, Musisi-musisi barat juga menyisipkan lirik-lirik kekafiran dengan
tema perzinaan, dosa-dosa besar, bahkan tentang pemujaan terhadap setan, sementara
kaum muslimin sebagai penikmatnya yang tidak memahami bahasa inggris sebagai
bahasa barat terus terbius, terbawa dalam alunan melodi yang mereka ciptakan. Setelah
kaum muslimin terbius dengan alunan yang mereka ciptakan, otomatis mereka
semakin penasaran dan mendalami siapa penciptanya, bagaimana kepribadiannya,
hingga menjadikan penciptanya seorang idola.
Ketika
seorang musisi barat dijadikan seorang idola, tak heran jika saat mereka
mengadakan sebuah konser musik, tiket konsernya akan selalu habis terjual
meskipun harganya selangit. Para fansnya juga terlihat kesetanan ketika lagu idola
mereka dipertunjukkan. Hal ini sama saja menuhankan idola mereka yang notabene adalah seorang manusia, karena
mereka rela berkorban waktu, harta, bahkan nyawa hanya untuk menyaksikan sebuah
konser pertunjukan musik.
Fashion
juga menjadi alat bagi bangsa barat untuk meruntuhkan kebudayaan islam. Pakaian
ketat, rok mini, dan tank top menjadi popular di kalangan generasi muda. Mereka
menganggap bahwa berpakaian minim dan ketat menjadikan pemakainya terlihat lebih
cantik dan seksi. Bahkan fashion barat telah mempengaruhi model pakaian islami.
Di saat muslimah mengenakan kerudung yang rapi, mereka tidak membarengi dengan
memakai baju yang rapat dan rok panjang yang menutupi aurat. Mereka malah
menggunakan baju dan celana panjang yang ketat pula. Hal ini tentu sangat
memprihatinkan karena ketika seorang perempuan memakai baju yang melampaui
batas asusila akan mengundang tindakan kejahatan terhadap dirinya.
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
"dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, "(Surah An Nuur: 31)
Dengan
film, music, dan fashionlah bangsa barat melunturkan kebudayaan muslim di
Indonesia. Kita sebagai generasi calon penerus bangsa harus berhati-hati dengan
film, musik, dan fashion atau budaya
barat yang masuk ke dalam Negara kita. Jangan meniru budaya yang belum
kita kaji terlebih dahulu. Kita harus bersifat kritis dan menyaring budaya yang tidak menyimpang
dari ajaran islam. Untuk mencegah budaya barat yang menyimpang masuk ke dalam
kehidupan kita, kita harus meningkatkan taqwa kita kepada Allah, karena
ketakwaan adalah tameng untuk mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar, dan terakhir kita juga harus selalu merealisasikan budaya islam pada
kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar